Wednesday, September 1, 2010

Percaya Pada 5 cm di Depan keningmu



Terkadang dalam hidup, saat menjalani rentetan target yang udah kita pasang sejak lama (apapun itu), gak bisa dipungkiri akan datang masa-masa dimana nyala semangat yang kita kobarkan sedikit meredup. Menurut survey kecil-kecilan yang saya lakukan, banyak banget penyebabnya. Tetapi bukan itu yang pengen saya ungkapin disini, mungkin di lain kesempatan (gak janji yaa..). Yah,,saya pun pernah merasakan hal yang sama. Manusiawi banget. Nah, kalau dah nyampe pada keadaan yang demikian (kayak sekarang nih), saya suka nyari motivasi dari tumpukan buku favorit yang kalau dibaca ulang bisa bikin semangat berkobar lebih besar dari sebelumnya.

Hmm,, kali ini buku pilihan saya berjudul “5 cm” yang ditulis secara keren banget oleh Donny Dhirgantoro. Ngeliat kaver depannya yang dominasi warna hitam, dengan tambahan kata-kata pilihan di bagian latar belakang yang berwarna senada, tampak sederhana banget dan unik. Lain daripada yang lain. Tapi supaya kita gak pusing mikirin “kenapa sih, kavernya kok kayak gitu?”, Mas Bayu Abdinegoro yang merupakan graphic artist-nya (yang desain kaver) berbaik hati mengungkapkan refleksi kaver buku ini dalam bahasa yang singkat tapi dalem.

“Impian, Cinta, dan Kehidupan.”
Sederhana, tapi luar biasa... ada dalam diri setiap manusia jika mau meyakininya.



Keren ya. Nah, bagi yang penasaran dan pengen tau lebih banyak tentang buku ini, silahkan beli di toko-toko terdekat. Dijamin gak nyesel. Oya, saat membacanya, jangan lupa pake filter. Bagian yang jelek dibuang, yang bagus diambil, dan letakkan di tempat rahasiamu. Jadi kapanpun kamu butuh, kamu bisa mengeluarkannya kembali dan menggunakannya untuk menginspirasi lembaran hidupmu.

Kembali ke topik awal. Sewaktu membaca sebuah buku, saya suka banget nyari bagian dari buku tsb yang bisa menginspirasi/memotivasi. Dan saya ingin berbagi dengan pembaca bagian yang menginspirasi/memotivasi tersebut terkait dengan paragraf pertama dari catatan sederhana ini.

“..... begitu juga dengan mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, taruh di sini. “ Ian membawa jari telunjuknya menggantung mengambang di depan keningnya...

“Kamu taruh di sini... jangan menempel di kening.

biarkan...

dia...

menggantung...

mengambang...

5 centimeter...

di depan kening kamu...”

“Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan kamu itu dan kamu NGGAK BISA menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri...”

“Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan... sehabis itu yang kamu perlu... cuma...”

“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya.”

“Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja...”

“Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya...”

“Serta mulut yang akan selalu berdoa...”

“Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan cuma seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan dikenang sebagai seseorang yang percaya pada KEKUATAN MIMPI dan MENGEJARNYA, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi, keajaiban cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasikan dengan angka berapa pun... Dan kamu nggak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya.”

“Percaya pada 5 centimeter di depan kening kamu.”

Saya berterima kasih kepada Donny Dhirgantoro yang telah menulis sebuah buku yang telah mengubah pandangan saya tentang banyak hal dan memasukkan hal-hal yang baru dalam dunia saya. Ya, tidak hanya saya, tetapi ribuan orang yang telah membaca buku ini mengatakan hal yang sama lewat email yang dikirim kepada penulis.

Impian (tentu saja dengan izin-Nya) yang membawa saya bisa menginjak Pulau Jawa, bertemu dengan orang-orang luar biasa, belajar arti keluarga, sahabat, teman, arti kampung halaman. Di sini saya merasakan betapa saya merindukan Pulau Sumatra, khususnya Aceh, padahal baru 1 bulan 4 hari saya meninggalkannya. Juga merindukan suasana Ramadhan disana. Sungguh banyak yang saya dapatkan di sini. Saya bersyukur karenanya. Dan hal ini adalah bagian kecil dari serangkaian mimpi saya yang telah terwujud terlebih dahulu semata karena kemurahan-Nya.

Untuk mereka yang masih belum percaya—walaupun manusia tidak akan pernah bisa memutar kembali waktu untuk mengulang kembali semuanya dari awal—Tuhan telah memberikan kebebasan bahwa setiap manusia bisa memulai kembali semuanya dari sekarang, untuk membuat akhir yang baru, akhir yang lebih indah.

Bangsa yang besar ini juga harus punya mimpi...
Terima Kasih,


Humaira Meirina

No comments:

Post a Comment

 
Copyright 2009 Sepenggal Episode Kehidupan. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator