/Aku menyandarkan punggung di dinding kamar. Menyelonjorkan kaki. Menarik nafas perlahan, menghembuskannya, lalu perlahan mataku menghangat. Aku membiarkannya/
Kemarin aku melafalkan berulang, "Aku ingin pulang, aku ingin pulang, aku ingin pulang."
Kemarin aku melafalkan berulang, "Aku ingin pulang, aku ingin pulang, aku ingin pulang."
Pulang. Kembali ke rumah. Tidur di pangkuan Mama. Rebah di lengan Ayah. Bercanda dengan adik laki-lakiku. Sebentar saja. Aku ingin menghirup udara rumahku. "Istana hatiku". Tempat paling nyaman bagiku untuk membagi "ujian"ku.
"Ujian" ini mengambil semuanya. Energi hidupku. Jatuh, tergores, berdarah-darah. Lalu dengan izin-Nya, aku bangkit. Dengan bekas luka-luka, aku mencoba berdiri. Tegak dan perlahan menyembuhkan diri. Sebab aku HARUS memenangkan 'perang' ini. Allah mencintai yang berjihad, inilah jihadku. Allah mencintai hal itu, maka aku BELAJAR UNTUK MENCINTAINYA.
Ya, dulu aku sudah "kenyang" melewati hari tanpa sentuhan cahaya-Nya. Saat aku merasa sesak dengan dosa. Bagai mendaki ke langit. Tidak ada kedamaian di detik yang lewat saat aku jauh dari Allah. Cukuplah aku yang merasakan penderitaan itu.
Saudaraku, kedamaian hanya terletak pada-Nya. Karena itu mendekatlah kepada Allah. Jangan biarkan dirimu terlepas dari-Nya walau sekejap.
"Ujian" ini mengambil semuanya. Energi hidupku. Jatuh, tergores, berdarah-darah. Lalu dengan izin-Nya, aku bangkit. Dengan bekas luka-luka, aku mencoba berdiri. Tegak dan perlahan menyembuhkan diri. Sebab aku HARUS memenangkan 'perang' ini. Allah mencintai yang berjihad, inilah jihadku. Allah mencintai hal itu, maka aku BELAJAR UNTUK MENCINTAINYA.
Hidup adalah BELAJAR.
Belajar bersyukur meski tak cukup,
Belajar ikhlas meski tak rela,
Belajar taat meski berat,
Belajar memahami meski tak sehati,
Belajar bersabar meski terbebani,
Belajar setia meski tergoda, belajar dan terus belajar,
Meski keyakinan setegar karang, karena menjadi kodrat bahwa hati seperti air laut; Bergelombang, pasang surut dan sering terbawa arus.
Dan lebih dari itu,
Hidup juga adalah MENGAJAR.
Tak lelah mewarnai,
Setia menerangi,
Ada untuk menginspirasi.
Ya, dulu aku sudah "kenyang" melewati hari tanpa sentuhan cahaya-Nya. Saat aku merasa sesak dengan dosa. Bagai mendaki ke langit. Tidak ada kedamaian di detik yang lewat saat aku jauh dari Allah. Cukuplah aku yang merasakan penderitaan itu.
Saudaraku, kedamaian hanya terletak pada-Nya. Karena itu mendekatlah kepada Allah. Jangan biarkan dirimu terlepas dari-Nya walau sekejap.
Aku termenung di bawah mentari
di antara megahnya alam ini
menikmati indahnya kasih-Mu
kurasakan damainya hatiku
Sabda-Mu bagai air yang mengalir
basahi panas terik di hatiku
menerangi semua jalanku
ku rasakan tentramnya hatiku
Jangan biarkan damai ini pergi
jangan biarkan semuanya berlalu
hanya pada-Mu Tuhan
tempatku berteduh
dari semua kepalsuan dunia
Bila ku jauh dari diriMu
akan kutempuh semua perjalanan
agar selalu ada dekatMu
biar kurasakan lembutnya kasihMu
Jangan biarkan damai ini pergi
jangan biarkan semuanya berlalu
hanya pada-Mu Tuhan
tempatku berteduh
dari semua kepalsuan dunia
di antara megahnya alam ini
menikmati indahnya kasih-Mu
kurasakan damainya hatiku
Sabda-Mu bagai air yang mengalir
basahi panas terik di hatiku
menerangi semua jalanku
ku rasakan tentramnya hatiku
Jangan biarkan damai ini pergi
jangan biarkan semuanya berlalu
hanya pada-Mu Tuhan
tempatku berteduh
dari semua kepalsuan dunia
Bila ku jauh dari diriMu
akan kutempuh semua perjalanan
agar selalu ada dekatMu
biar kurasakan lembutnya kasihMu
Jangan biarkan damai ini pergi
jangan biarkan semuanya berlalu
hanya pada-Mu Tuhan
tempatku berteduh
dari semua kepalsuan dunia
[Haddad Alwi-Damai BersamaMu]*
No comments:
Post a Comment