Thursday, February 17, 2011

Bekerja Keabadian



Saat engkau mengajarkan suatu ilmu yang ahsan (baik) kepada org lain, sesungguhnya engkau tengah "menanam satu bibit pohon" di dunia ini. Akarnya tumbuh menghujam dengan kuat ke dalam tanah demi meneguhkan berdirinya "calon pohon" ini. Batang-batangnya tumbuh membesar dan memunculkan ranting-ranting kecil yang terdapat dedaunan yang hijau lagi segar. Seiring berjalan waktu, kelopak bunga mulai bermunculan, tak lama bunga-bunga cantik tumbuh di sela kelopak dan menebarkan aroma harum yg menyenangkan hati. Orang-orang yang lewat di dekatnya, mulai tertarik dan merasa nyaman untuk duduk di bawahnya sekedar bersandar untuk melepas lelah dan bernaung dari teriknya matahari.

Tak berhenti disitu."Pohon" ini juga mulai memproduksi oksigen lebih banyak terutama di siang hari yang panas. Itulah sebabnya engkau merasa sejuk kala duduk santai di bawahnya. "Pohon" itu terus tumbuh dan tumbuh. "Oh, lihatlah! Buah-buah ranum sudah muncul. Pohon ini memang sangat bermanfaat." Begitulah kata orang-orang yang memerhatikan "sang pohon". Yang diperhatikan terus tegak berdiri dan semakin besar. Besar yang tidak menjulang. Besar yang membaikkan.

Bila seseorang memetik buahnya, "pohon" membalasnya dengan menumbuhkan buah yang lebih lezat dan lebih besar. Pun ada yang melempar batu padanya, "dia" memilih diam, padahal "dia" hidup. Tunduk penuh pada titah Tuhannya untuk tetap di tempat ia bertumbuh, meski bertahun lamanya. Tidak mengaduh secuap pun.

Ilmu ahsan yang engkau ajarkan, seperti ini. Amal keabadian. Seperti pohon indah itu, dia tumbuh dan terus tumbuh di salah satu taman syurga-Nya. Menunggu kedatanganmu untuk menyapamu. Menemanimu agar sepi tak menghinggapi. Menerangi sekelilingmu, agar hilang takutmu akan gelap yang berlipat-lipat. Tapi kau akan melihatnya nanti, di masa depan pada sebenar hidupmu. Ya, engkau benar. Itulah tempat tumbuhnya, kuburmu dan padang mahsyar kelak. Sebab itu, janganlah ragu menyebarkan ilmu apapun yang engkau tau. Aku juga tengah berusaha. Karena aku ingin bekerja untuk keabadian. Untuk masa depan pada sebenar hidupku. Insya Allah.


Mencari dan mencari
pada kumpulan lembar usang bercuil debu

di punggung semut bersisa remah-remah roti

pada lubang-lubang berliku bekas sadapan getah

di titik putih tertiupnya kepakan bulu-bulu indah

dan di pusaran biru, tempatku melepas lelah, hanya tatap saja


Mencari dan mencari

hingga penantian berbuah indah

dan menemukan muaranya

(Humaira Meirina dalam "Mencari")

Wallahu'alam.

*Darussalam, 18 Februari 2011

[Di sela-sela membuat slide presentasi, hehe..]

No comments:

Post a Comment

 
Copyright 2009 Sepenggal Episode Kehidupan. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator