Sunday, May 2, 2010

Perjalanan Ruhani Seorang Mualaf

Ini adalah kisah nyata seorang siswa SMAN 1 LSM. Dia yang menulis sendiri untuk Ela karena permintaan Ela untuk berbagi pengalaman. Sekarang dia telah menjadi mahasiswa di FK Unsyiah. Mudah-mudahan dapat menjadi ibrah bagi kita semua…

Saya bernama Hendra. Itu nama saya sebelum memeluk agama islam. Agama saya yang dulu adalah Budha. Saya mulai meyakini islam pada waktu saya duduk di kelas 3 SLTP. Pada saat itu banyak teman saya yang menceritakan tentang kemegahan islam. Misalnya buku tentang Nabi-Nabi, turunnya AlQuran, dan logika islam. Seseudah saya membaca buku-buku tersebut, timbul rasa damai dan tenang di hati. Timbul juga rasa penasaran bagaimana perjalanan islam selanjutnya.

Keyakinan terhadap islam timbul pertama kali saat saya mendengarkan ceramah dari seorang ustad dan kawan-kawan. Saya membandingkannya dengan agama saya yang dulu. Dari situlah timbul rasa kepercayaan pada islam itu sendiri. Saya pernah menanyakan bagaimana gerak shalat dan bacaannya kepada teman saya. Sebelum saya benar-benar masuk Islam, terlebih dahulu saya sempurnakan gerakan dan bacaan ayat dalam shalat.

Akhirnya, pada tanggal 14 Oktober 2004, saya tetapkan hati untuk memeluk agama islam. walaupun saat itu, saya telah tahu akibat dari tindakan yang saya ambil. Dan saya membutuhkan waktu kira-kira 3 bulan untuk mengambil keputusan ini. Proses saya untuk memeluk agama islam dibantu oleh T. Wan yang berpaham Syi’ah. Saya mengucapkan dua kalimat syahadat di Mesjid Cunda. Setelah itu, saya dipeusijuek. Saya juga diberi nama baru yaitu Muhammad Al Mahdi Fathir. Dengan diri saya sekarang yang telah menjadi muslim, saya telah mengetahui tujuan hidup manusia yang sebenarnya.

Saya pernah memberitahukan kepada orang tua saya bagaimana islam tersebut. Pertama kali saya beritahu, orang tua saya menampakkan ketidaksetujuannya terhadap islam. Kedua kalinya, orang tua perempuan saya mulai menampakkan penerimaan secara akal sehat terhadap islam. Saya pun pernah berdebat dengan kakak saya tentang islam dan dengan orang tua perempuan. Saya berkata, “Tuhan menciptakan alam beserta seluruh isinya, mungkinkah Tuhan menjadi isi bumi tsb. Biarpun di bumi ini seorang yang berakhlak mulia, tetap saja kita tidak bisa menyebutnya sebagai Tuhan. Hanya mungkin kita bisa mencontoh sikap dan perilakunya yang baik.”

Dan kenapa manusia di dunia ini banyak yang melakukan perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan, karena ganjaran yang akan mereka dapatkan tidak langsung mereka terima di dunia.

Tetapi suatu saat nantilah perbuatan mereka akan ditanya. Maka dari itulah manusia berperilaku demikian. Dari sinilah keyakinan saya terhadap islam.

Terimakasih Bang Fathir untuk kesediaannya berbagi. Sekalian penuhi janji waktu SMA (udah lunas ya ^_^). Semoga hidayahNya terus melekat di hatimu sampai akhir nafas.

No comments:

Post a Comment

 
Copyright 2009 Sepenggal Episode Kehidupan. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator